Minggu, 29 Maret 2009

Karnaval Demokrasi

Seperti pelangi yang berarak
Demikian pulalah karnaval ini bergerak
Kadang merah darah, hijau kemilau bahkan kuning yang menghenyak
Dan ada saatnya putih menghampar dan biru mengoyak

Ratusan knalpot berderu dengan orkestra seadanya
Diantara jeritan dan kepiluan ekonomi
Diantara pekikan dan rintihan yang melanda
Diantara reruntuhan budaya yang mencoba saling berbagi

Ada rasa sedih dan gembira
Bercampur rasa takut dan ria
Melawan realita yang lewat begitu saja
Meluncur membelah samudera pesta yang membahana

Dikala mereka berlomba menjadi nomor satu
Merayu dan menjajakan sejuta janji
Berharap khayalak menengok dan memberi restu
Pada sejumlah insan yang tiada pernah menentukan arah pasti

Ku hanya berharap ada bahagia disertai doa
agar karnaval juga bersuara bagi mereka-mereka,
yang hidupnya hanya cukup untuk satu hari saja,
yang kisah kasihnya terengut oleh amarah bencana,
yang berjuang diantara sesama yang terkapar dan terhina,
yang melawan segala godaan duniawi yang fana,
yang berperang melawan diri sendiri dan segala kemunafikannya.

(dan dalam hati ku hanya bertanya "pedulikah mereka akan rekan sesamanya"??
hanya deru debulah yang bisa menjawab ....)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar