Bila ada yang salah dalam tutur kata
Bila ada yang keliru dalam berucap sapa
Bila ada yang tak sengaja terlontar
Ku mohon maafkanlah
Karena ku hanya insan biasa
Bila ada nada tawa yang sumbang
Bila ada sengau yang mengganggu
Bila ada canda yang mengacau
Ku mohon maafkanlah
Karena ku bukan Dia yang serba Maha
Tak ada satupun maksud menyakiti
Tak ada satupun keinginan menggurui
Tak ada satupun kesombongan yang ingin dipamerkan
Hanya sedikit bumbu di sela wicara mu dan bicaraku
Dan mungkin ku terpeleset dalam anganku sendiri
Kutahu masih bisa terjalin persahabatan ini
Kutahu masih ada rantai kalbu yang tak bisa terputus
Kutahu asamu dan harapanku masih bisa berpadu
Kutahu candamu dan tawaku masih terngiang bersama
Dan kuberharap maafku bisa diterima dalam relungmu
Marilah menghadap esok hari yang lebih baik
Bergandeng tangan menatap mentari dan rembulan
Meniti jembatan persahabatan dihamparan bergolaknya samudera
Bersama menyalakan lentera tuk menepis kegelapan yang menghadang
Berayun dan melangkah menuju satu titik terang yang bahagia
Jumat, 22 Mei 2009
Selasa, 19 Mei 2009
Asa Merindu
Entah apa yang terlintas dibenakku
Saat kau dendangkan beberapa tembang indah
Seluruh sukma tersihir bagai kelopak bunga yang merekah
Mengoyak saraf yang sedang diam terpana
Entah apa yang terlintas dibenakku
Saat kau tuturkan serentetan kata
Gendang telinga ini tak ingin menutup gaung yang menggema
Menembus dan menerjang hingga kalbu yang terdalam
Entah apa yang terlintas dibenakku
Saat bingkai pigura itu menghias kelopak mata
Membengkokkan karang hati yang terpekur membatu
Hingga terus mengusik relung mimpi di malam hari
Entah apa yang terlintas dibenakku
Saat kau diam sejuta bahasa
Tanpa sapa dan selaksa berita
Menghela kegetiran hidup yang terus melaju
Akankah saat itu kembali berpaling padaku
Mendengar seuntai kata yang manis merenda
Mendengar nada indah yang selalu berpadu
Menghias hari-hari yang tak pernah berhenti meraja
Hanya sebuah asa kecil tiap malam yang kupanjatkan
Melewati ruang dan waktu di telaga kesunyian
Merebak dan membelah hingar bingar di luar sana
Tanpa peduli atma yang saat ini tenggelam dalam kehampaan samudera
Saat kau dendangkan beberapa tembang indah
Seluruh sukma tersihir bagai kelopak bunga yang merekah
Mengoyak saraf yang sedang diam terpana
Entah apa yang terlintas dibenakku
Saat kau tuturkan serentetan kata
Gendang telinga ini tak ingin menutup gaung yang menggema
Menembus dan menerjang hingga kalbu yang terdalam
Entah apa yang terlintas dibenakku
Saat bingkai pigura itu menghias kelopak mata
Membengkokkan karang hati yang terpekur membatu
Hingga terus mengusik relung mimpi di malam hari
Entah apa yang terlintas dibenakku
Saat kau diam sejuta bahasa
Tanpa sapa dan selaksa berita
Menghela kegetiran hidup yang terus melaju
Akankah saat itu kembali berpaling padaku
Mendengar seuntai kata yang manis merenda
Mendengar nada indah yang selalu berpadu
Menghias hari-hari yang tak pernah berhenti meraja
Hanya sebuah asa kecil tiap malam yang kupanjatkan
Melewati ruang dan waktu di telaga kesunyian
Merebak dan membelah hingar bingar di luar sana
Tanpa peduli atma yang saat ini tenggelam dalam kehampaan samudera
Sabtu, 02 Mei 2009
Malam Sepi
Dan ketika rembulan tersenyum
Ada secercah rona di wajahmu
Menyiratkan selaksa makna
Tanpa pernah kutahu arti semua itu
Dan saat bintang berkelip
Sendunya matamu pun berkedip
Menyiram sihir sejuta pesona
Tanpa pernah berucap sepatah kata
Dan hanya bayangmu yang berpendar
Diantara bintang gemintang dan rembulan malam
Menyudutkan aku di hamparan biru mega
Terpekur dan tersiksa di malam sepi
Hening malam terus berlalu
Tapi bayangmu tersimpan kaku dalam benakku
Sunyi merapat dalam kalbu
Tak lekang oleh waktu yang melaju
Ada secercah rona di wajahmu
Menyiratkan selaksa makna
Tanpa pernah kutahu arti semua itu
Dan saat bintang berkelip
Sendunya matamu pun berkedip
Menyiram sihir sejuta pesona
Tanpa pernah berucap sepatah kata
Dan hanya bayangmu yang berpendar
Diantara bintang gemintang dan rembulan malam
Menyudutkan aku di hamparan biru mega
Terpekur dan tersiksa di malam sepi
Hening malam terus berlalu
Tapi bayangmu tersimpan kaku dalam benakku
Sunyi merapat dalam kalbu
Tak lekang oleh waktu yang melaju
Langganan:
Postingan (Atom)