Entah apa yang membekas di benakmu
Nyanyi senja atmaku pun tak pernah kau hiraukan
Denting serenade yang terus kau permainkan untukku
Agaknya tak sedikitpun merasuk dan membasuh ragaku
Hanya lewat saja menyisihkan ruang emosi tak berongga
Pundi sukmaku tak berdetak dan nyaris tak terbelah
Usungkan niatan yang bersorak lemah dalam gendang telinga
Tak ingin ku mendengar ucap sapamu yang terus mengiang
Rengkuhkanlah nada swaramu agar lebih pantas didengar tuk seseorang disana
Ia yang sudah menanti dalam satu dimensi asmara yang membahana
Maukah kau mengerti bias pelangi yang tertanam pada jiwaku?
Urungkan peluk maya dan tatap nanar matamu
Demi sang putri pemilik kalbumu itu
Ia yang setia menunggu pada satu pilihan bahtera
Anggun menata hati dan melangkah dalam riak gelombang samudera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar